Contents
Mencari tambahan uang saku sendiri
Mencari tambahan uang saku sendiri merupakan hal saya lakukan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Saya sadar kalau orang tua saya tidak kaya,bahkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari harus kerja sampai malam.
Saya adalah anak ke dua dari tiga bersaudara,sejak lulus dari madrasah ibtidaiyah saya masuk di pesantren yang tidak jauh dari kampung halaman. Ketika kelas 7 mts saya setiap bulan di kasih uang saku 250.000 tetapi uangnya itu harus di bawa gurunya.
Sayangnya sebelum sampai satu bulan uangnya sudah habis,seperti itu berlanjut sampai ketika naik ke kelas 8 mts di tambah lagi suka keluar pesantren tanpa izin jadi otomatis lebih boros dari waktu kelas 7 mts. Setelah memasuki semester 4 saya sering pulang ke rumah untuk meminta uang saku tambahan dengan alasan beli buku atau kita.
Sebenarnya hanya alasan saya sendiri bukan untuk membeli buku dan kitab. Orang tua saya pun mulai curiga karena sering meminta tetapi alasannya sama saja. Akhirnya saya ketahuan kalau sudah sering bohong sama orang tua,seketika itu saya merasa bersalah banget sama kedua orang tua.
Saya berfikir kalau sudah membuat kecewa orang tua dan durhaka kepada mereka,lalu saya meminta maaf orang tua saya memaafkan tapi dengan syarat tidak boleh diulangi.
Memasuki tes kenaikan kelas 9 saya pun mengikuti semua tes,namun ketika pengambilan hasil belajar orang tua saya kecewa karena saya mendapat peringkat 29 dari 48 siswa.
Dari situlah muncul benak di hati saya untuk membuka lembaran baru atau lebih giat lagi belajar. Alhasil pada semester 5 peringkat menjadi 26 dari 48 siswa.
Saya berkeinginan tambah giat lagi belajar dan memutuskan ketika duduk harus di bangku paling depan.
Setelah lulus mts pada tahun 2014,orang tua menyarankan untuk melanjutkan di pesantren itu juga.
Saya pun mematuhi saran dari kedua orang tua. Ketika di madrasah aliyah saya mendapat jurusan di ilmu pengetahuan sosial tetapi tidak menyurutkan semangat saya untuk menjadi lebih baik,alhasil pada pengambilan hasil belajar saya mendapat peringkat 10 besar dari siswa 28.
Semester ke dua saya berkurang belajar dan sering bolos,tidak mengerjakan tugas dari guru.
Ketika pengambilan hasil belajar saya mendapat peringkat 16 dan saya menyesali semua itu.
Pertama mencari tambahan uang saku
Memasuki semester tiga kebutuhan sehari-bertambah saya memutuskan untuk merintis pertama kali membuat kaos sablon. Saya dan teman saya mencari orang yang ikut membuat kaos sablon alhamdulillah mendapat 60 orang dan harga jual setiap kaos yaitu 65.000, ternyata mengumpulkan orang-orang tersebut tidak semudah yang saya pikir.
Selama satu bulan penarikan untuk membuat akhirnya kumpul setengahnya. Kami pun segera ke tempat sablon kaos untuk membayar uang muka dahulu,setelah satu minggu kedepan saya menarik lagi para orang yang belum lunas.
Alhamdulillah dalam tempo dua minggu semua uang terkumpul dan kami pun bergegas mendatangi ke tempat sablon untuk melunasi kekurangannya. Dan sang sablon kaos berjanji dalam tempo dua minggu kedepan kaos bisa di ambil karena sudah jadi.
Dua minggu pun sudah di lalui dan sekarang waktunya mengambil kaos. Sesampai di sana alhamdulillah kaos bisa di ambil, kami pun bergegas kembali ke pesantren untuk membagikan kaos itu.
Waktu mengambil kan sore terus kami bagikan malamnya,alhamdulillah semua berjalan dengan lancar.
Lalu semua laba kotor dan bersih kami hitung,alhamdulillah mendapat 600.000 laba bersih.
Uangnya langsung kami bagi dua,ketika sudah mendapat bagian sendiri-sendiri uang saya simpan dahulu.
Keesokan harinya saya fokus lagi pada sekolah untuk meningkatkan prestasi,seperti biasa saya duduk di depan sendiri walaupun tidak tahu materi saya berusaha untuk bertanya kepada guru alhasil jerih payah saya mendapat hasil yang cukup baik yaitu mendapat peringkat 3 besar.
Sebenarnya saya bukan murid yang pandai karena saya cuma rajin berangkat saja dan menghargai guru,selebihnya saya berdoa kepada allah dan pasrah apa yang akan di dapat saya selama belajar.
Selanjutnya memasuki semester 4 pada bulan maret ada kegiatan ziarah ke semarang,Demak,dan pati. Saya malu kalau mau minta orang tua karena tidak tega sama kebutuhan di yang banyak. Akhirnya uang yang saya simpan saya gunakan untuk jaga-jaga ketika ada kebutuhan mendadak di tempat ziarah.
Alhamdulillah uangnya masih sisa sekitar 150.000 dan saya simpan lagi untuk keperluan di pesantren. Setelah pulang dari ziarah saya fokus belajar lagi dan ketika memasuki kenaikan kelas saya alhamdulillah mendapat peringkat 3 besar lagi.
terakhir mencari tambahan uang saku
Sejak awal semester lima saya mulai tidak serius belajar ketika tengah semester nilainya masih tetap. Dan ketika memasuki akhir semester peringkat tetap sama saja akan tetapi rata-rata nilai berkurang.
Sebelum liburan semester lima saya dan teman saya membuat desain kaos dua yang berbeda. Tetapi sama warna kaos cuma berbeda sablon.
Liburan pun kami lalui,tidak lama-lama di dalam pesantren langsung mencari konsumen dan tidak di sangka kami mendapat konsumen sekitar 150 orang lebih.
Mendatangi tempat sablon
Karena kami tidak ingin mengecewakan konsumen,setelah uang terkumpul setengah kami langsung mendatangi tempat sablon.
Yaitu daerah bundaran Universitas Gajah Mada yang nama tepatnya sablon tersebut genthonk cloth.
Sebelumnya saya tidak tahu tempat genthonk cloth jadi memutuskan bertemu di suatu tempat dahulu.
Setelah bertemu di suatu tempat lalu kami menuju tempatnya genthonk colth. Ternyata mas genthonk (sapaan dari pemilik sablon) orangnya sangat baik,kami di sediakan minuman dan makanan.
Lanjut dari itu kami memilih warna kaos dan model sablon. Setelah memilah-milah kami pun membayar setengah harga dulu karena semua uang belum terkumpul.
Melunasi dan mengambil kaos sablon
Selang beberapa minggu kami melunasi semua kekurangannya tadi. Sama sekalian mengambil sebagian kaos yang sudah jadi.
Mas genthonk memberi kami janji,yaitu dalam dua minggu kedepannya kaos bisa di ambil.
Sebelum dua minggu mas genthonk menghubungi saya kalau kaos nya bisa di ambil,karena jauh akhirnya kaos mau di antar mas genthonk ke kota kami.
Kami sudah senang mendengar itu tetapi tuhan berkehendak lain,mobil yang membawa 100 lebih kaos tersebut ban meletus dan akhirnya tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Kami bertanya di mana posisi mas genthonk tersebut agar dapat bertemu. Dalam lima menit kami di beri tahu kalau posisinya di sekitar Polsek Sleman.
Kami pun langsung mencari dan mendatanginya dalam setengah jam kami menemukan posisi mas genthonk.
Tanpa basa basi kami menghampiri dan menghitung dulu jumlah kaos,alhamdulillah tidak kurang kaos.
Setelah itu kami langsung kembali ke pesantren untuk membagikan semua kaos. kemudian semuanya kelar dan kami menghitung laba kotor dan bersih.
Kami pun menghitung laba bersih sekitar 1.600.000 langsung kami bagi berdua.
Sebetulnya laba kotor ada 2.000.000 lebih sedikit namun tanpa kami sadari setiap hari kami ambil 10.00 untuk membeli sayur.
Uang tersebut saya gunakan untuk membayar kas bulanan dan untuk keperluan sehari-hari
Penutup
Cukup sekian dulu ya kawan-kawan cerita dari mencari tambahan uang saku,mohon maaf jika ada kesalahan penulisan yang kurang berkenan di hati kalian semua. Semoga bermanfaat dan terima kasih atas kunjungan anda.
No Responses Yet