Pada hari yang cerah ini kami akan berbagi pengetahuan tentang rumah adat aceh seperti Rumoh Krong Bade, Rumah Rangkang dan Rumoh Saneut.
Aceh merupakan provinsi dari indonesia yang terletak dibagian ujung pulau sumatera. Provinsi aceh juga termasuk salah satu dari provinsi yang mendapat gelas khusus yakni Daerah Keistimewaan.
Hal tersebut yakni karena dalam sistem pemerintahannya ketika mengatur hukum bagi kawasannya sendiri, yaitu berkaitan dengan hukum syariat islam.
Jadi jangan heran apabila anda berlibur atau pergi sanak saudara menemui sistem pemerintahan sesuai agama islam.
Contents
Apa itu Rumah Adat Aceh?
Dalam bahasa aceh sendiri rumah adat aceh ialah rumoh aceh, rumah adat aceh merupakan rumah yang arsitekturnya berupa panggung yakni dengan 3 bagian utama dan satu sebagai tambahan.
Ada beberapa rumah adat yang paling tersohor di nusantara yakni rumah rangkang, rumah krong bade dan rumoh saneut.
Selain dari rumah adat aceh ada juga rumah adat jawa tengah, Jawa Timur, Papua yang sama-sama mempunyai keunikan dan ciri khasnya yang tidak kalah menariknya.
Setiap rumah pasti mempunyai keistimewaan dan sejarahnya, oleh karena itu mari kita pelajari dengan lengkap dan saksama.
Rumoh Aceh
Rumah adat aceh atau lebih sering juga di sebut rumoh aceh dalam bahasa sekitar, aceh merupakan wilayah yang istimewa dengan keunikan budaya, adat, dan hukumnya. Ibu kota dari aceh ini bernama Banda Aceh.
Rumoh Aceh ialah rumah adat yang bangunan kontruksinya berupa rumah panggung dan bentuknya berupa persegi panjang. Uniknya dari rumah ini yaitu posisi yang diatur dari arah timur ke barat, hal ini bertujuan supaya memudahkan sang pemilik rumah buat menentukan arah kiblat solat.
Ciri khas yang menjadikan kita mengetahui rumah adat ini ialah penggunaan tiang penopang yang lumayan tinggi, kurang lebih 2 hingga 3 meter. Sedangkan luas dan panjangnya rumah ini paling kecilnya ya 200 meter persegi.
Nah jika diukur tinggi bangunan total dari dasar sampai atap rumah sekitar 8 meter, lebih menariknya lagi meski mempunyai ukuran yang cukup besar proses pembangunannya pun masih memakai Pasak, Baji, Tali Ijuk dan kayu sebagai bahan bangunan paling utama. Serta juga alas yang menggunakan papan kayu dan sampingnya, kalau untuk bagian atapnya menggunakan rumbia.
Keistimewaan dari bangunan ini meskipun dibuat dari bahan yang alami dan sederhana, rumah adat ini bisa awet dan kokoh bahkan dapat mencapai 200 tahun lebih.
Semua ini karena memakai bahan alam dengan secukupnya dan tidak asal-asalan, serta pemanfaatan rumah adat yang menjadi tempat ibadah sehingga semakin berkah. Tak lupa juga pasti karena rasa syukur dari semua masyarakat aceh kepada Allah SWT.
Rumah Rangkang
Rangkang adalah sebutan dari rumah adat aceh yang berupa panggung dan terdiri dari satu ruangan saja. Secara umumnya fungsi atau manfaat dari rumah ini sebagai tempat beristirahat bagi para petani yang bekerja atau menggarap lahannya.
Bahan-bahan bangunan yang dipakai rumah rangkang ini lumayan sederhana diantaranya kayu biasa yang menjadi kerangka rumah dan daun rumbia sebagai penutup atapnya.
Meskipun sederhana rumah ini sangat bermanfaat untuk para petani ketika lelah dan makan siang.
Rumah Krong Bade
Krong Bade juga biasa disebut sebagai rumoh aceh, merupakan sebuah rumah adat yang gaya arsitektur bangunannya dengan panggung. Dan dilengkapi tiang dasar kurang lebih 2,5 sampai 3 meter dari permukaan tanah. Seluruh bahan bangunan rumah adat ini memakai kayu terkecuali untuk atapnya yang menggunakan daun rumbia.
Dikarenakan struktur rumah dengan panggung jadi kita bisa menjumpai ruangan bawah. Biasanya ruangan ini dimanfaatkan sebagai gudang untuk tempat penyimpanan bahan pangan, sekaligus menjadi tempat kaum hawa untuk beraktivitas semisal aktivitas menenun kain khas provinsi aceh.
Nah untuk memasuki rumah adat ini kita harus menaiki tangga dahulu yang terletak didepan rumah. Uniknya tangga tersebut umumnya mempunyai jumlah anak tangga yang ganjil. Sesudah menaiki tangga maka kita akan disuguhkan dengan hiasan rumah seperti lukisan yang menempel dibagian dinding. Salah satu simbol yang menjadi tingkat ekonomi sang pemilik ialah jumlah lukisannya.
Rumoh Santeut
Satu lagi rumah adat aceh yaitu Rumoh Santeut atau Tampong Limong secara umumnya rumah ini digunakan bagi masyarakat dengan penghasilan yang rendah. Ketinggian dari rumah ini sama juga pada setiap ruangnya, berbeda sama rumoh aceh yang berbeda-beda.
Rumoh santeut bisa dibilang menjadi rumah adat aceh dengan bentuk yang lebih sederhana dibandingkan sama rumah krong bade. Tinggi tiang rumah ini hanya 1,5 meter dari permukaan tanah.
Sedangkan bahan material bangunan ini juga sederhana, contohnya bagian dinding yang memakai daun rumbia dan atapnya.
Nah pada bagian lantainya memakai bambu yang dibelah dan disusun berjajar tapi tidak rapat, hal ini agar udara dari bawah bangunan bisa masuk. Simbol yang menjadi salah satu kesederhanaan rumah ini adalah ukiran dibagian dinding rumah.
Rumoh Aceh dan rumah santeut juga sama sama mempunyai kesamaan yakni dalam pembagian ruangan, seperti depan, tengah dan belakang.
Adapula ruangan tambahan bale yang terletak di depan rumah. Hal ini dikarenakan lebar ruangan yang tidak begitu besar atau luas, sedangkan ruang belakang dipakai untuk tidur.
Ketika menjamu dan mengadakan acara atau berkumpul ditempatkan di kolong rumah.
Sejarah Rumah Adat Aceh
Individu atau masyarakat aceh dan kondisi alamnya diyakini mempunyai pengaruh yang signifikan dengan terbentuknya arsitektur bangunan rumahnya yang dibuat. Rumoh aceh merupakan rumah panggung yang terdiri atas 3-5 ruang, 1 sebagai ruang utama yang dinamakan rambat.
Rumah yang memiliki 3 ruang yakni memiliki 16 tiang, sedangkan rumah yang mempunyai 5 ruang memiliki 24 tiang penyangga. Jumlah tiang tersebut untuk memudahkan memodifikasinya, salah satunya tinggal menambahkan atau mengurangi saja.
Rumoh aceh tidak hanya sekedar sebagai rumah tinggal akan tetapi sebagai ekspresi mendekatkan diri kepada Allah dan adaptasi sama alam. Jadi dengan rumah ini kita dapat melihat budaya, pola hidup, nilai-nilai dan pastinya hikmah yang dapat kita petik.
Selain itu rumoh aceh menjadi rumah rumah adat aceh yang diyakini bisa bertahan hingga 200 tahun lebih.
Ciri-ciri Khusus Rumah Adat Aceh
Kita bisa mengetahui ciri-ciri secara spesifik dari rumah adat aceh salah satunya dengan ciri khas motifnya sebagai berikut ini :
- Motif hias ataupun ukiran-ukiran rumah tentang keagamaan yang mana diambil dari ayat-ayat suci Al-qur’an.
- Kedua memiliki motif semisal tumbuhan-tumbuhan baik berbentuk, akar, daun, dan batangnya serta bunganya. Kalau ukiran dengan bentuk strilirisasi tumbuhan-tumbuhan ini tidak dikasih warna. Meskipun ada pasti diberi warna dengan merah atau hitam. Berbagai jenis ragam ukiran ini biasanya dapat kita temui rinyeuen (tangga), Jendela, dinding, kindang, tulak angen, dan balok pada bagian kap.
- Motif fauna kebanyakan digunakan ialah binatang-binatang yang disukai atau kerap dilihat. Motif alam yang sering digunakan adalah motif bintang dan laut, Langit dan awannya, langit & bulan.
Keunikan Rumah Adat Aceh
Dari sekian banyak rumah adat aceh ada beberapa bagian-bagian yang sangat unik baik secara peletakan dan posisinya, dengan demikian ini menjadikan kita bersemangat dalam belajar rumah adat nusantara. Mari kita simak ulasan dibawah ini :
Ruangan Depan
Seramoe Keu (serambi depan), ruangan paling depan ini sangat polos tanpa adanya kamar, yang berfungsi sebagai ruang tamu laki-laki, ruang belajar atau mengaji pada malam atau siang hari serta tempat tidur tamu laki-laki.
Ketika waktu-waktu tertentu semisal upacara perkawinan maka ruangan ini berfungsi menjadi tempat jamuan makan bersama.
Ruangan Tengah
Dalam bahasa aceh ruangan ini disebut sebagai seuramoe teungoh yang mana merupakan bagian inti dari rumoh aceh sekaligus lebih tinggi daripada ruangan seramoe keu.
Selain itu ruangan ini disebut sebagai rumoh inong (rumah induk) yang dianggap sebagai tempat suci sebab bersifat pribadi. Ruangan inti ini memiliki dua bilik yang berhadapan, kedua ruangan ini ialah kamar tidur untuk kepala keluarga atau pemilik rumah. Jika ada anak perempuan yang masih pengantin baru maka sang pengantin akan menempati kamar ini sedangkan orang tua akan pindah ke anjong.
Ruangan Belakang
Bagian yang terakhir ini disebut dengan seramoe likoet atau serambi belakang, tempat ini juga polos tanpa adanya kamar yang berfungsi sebagai ruang tamu perempuan. Ruangan ini mempunyai luas yang sama dengan seramoe keu ruangan ini untuk kaum hawa.
Selain itu juga sebagai tempat belajar atau mengaji anak perempuan dan ketika ada tamu datang maka tempat musyawarah, tempat tidur serta tempat makan bersama orang perempuan. Jadi di provinsi antara tamu laki-laki sama perempuan tidak di satukan.
Uniknya lagi bangunan rumah aceh buat memperkuat tanpa menggunakan paku akan tetapi menggunakan bahan ikat dari tali ijok, atau rotan. Nah untuk pengikat bagian atapnya yang mana pada umumnya menggunakan dari rumbia ada pula yang memakai daun kelapa jika di dalam rumah tidak pernah terasa panas.
Dan ketika hujan lebat di dalam rumah tidak terdengar bising, itulah keistimewaan dari rumah adat aceh.
Manfaat Rumah Adat Aceh
- Sebagai pewaris khas daerah provinsi aceh
- Tempat upacara adat aceh
- Dijadikan tempat tinggal
- Sebagai pewaris adat dan budaya nusantara
- Mendeskripsikan pulau sumatera khususnya provinsi aceh
- Penyebaran agama dan hukum islam di nusantara
- Keindahan dan damainya agam islam
Nah dari semua diatas kita dapat menyimpulkan kalau membuat rumah adat aceh ini tidak sembarangan saja, karena fungsi dan manfaatnya untuk pemilik atau masyarakat sekitar.
Sekaligus betapa indahnya islam untuk semua manusia. Mungkin sampai disini dahulu pembahasan tentang rumah adat aceh. Semoga dengan adanya artikel ini sangat bermanfaat untuk kita semua, kami minta maaf jika masih banyak kekurangan atau kesalahan, sekian dan terimakasih.
No Responses Yet